Novel yang terinspirasi dari kisah Jusuf Kalla dan ibunda Jusuf Kalla ini saya pilih sebenarnya karena backpacking saya ke tanah kelahiran Jusuf Kalla. Hahahaha....jadi saya ingin menyaksikan secara langsung dan dari dekat bagaimana Makassar tempat dilahirkannya tokoh yang saya kagumi, Jusuf Kalla.
Kisah ini cukup dominan menceritakan sang Ibunda Jusuf Kalla, Ibu Athirah yang bersama dengan suaminya membangun bisnis keluarga hingga menjadi besar hingga bisa kita saksikan saat ini, Group Hadji Kalla.
Buku ini cukup sensitif bagi kalangan perempuan karena menyangkut perasaan. Ya, Ibunda Athirah dimadu oleh suaminya, Hadji Kalla. Ibunda Athirah menjadi istri tua di keluarga tersebut. Hal ini lah yang menjadi kunci dalam perjalanan keluarga Hadji Kalla.
Cerita mengenai poligami ini menurut saya cukup membuat awalan dari novel ini cukup membosankan, bahkan saya sempat meninggalkan buku ini dua hari saat backpacking karena ceritanya kurang menarik.
Tapi akhirnya saya paksakan juga untuk menyelesaikannya karena penasaran. Masak iya sampai akhir hanya menceritakan tentang poligami. Apalagi jika mengingat buku ini segera akan hadir di layar lebar persis seperti yg terpampang di cover novelnya.
Ternyata...eh, ternyata..buku ini akhirnya mengeluarkan cahayanya. Buku ini tak serta merta hanya berkutat tentang poligami. Poligami hanya trigger saja. Tapi setelah sang Ibunda mulai terbiasa dan mulai bisa mengendalikan dirinya dari kesedihan yang berlarut-larut, kisah novel ini kembali bergejolak.
Saya menikmati kisah-kisah berikutnya. Terutama kisah mengenai Jusuf Kalla dan Mufidah. Kisah cinta mereka berdua itu unik dan saya tak mungkin menceritakannya disini. Berawal dari SMA hingga dua buah kartu merah dan hijau mewarnai kisah mereka berdua. Penasaran? Bacalah buku ini....tak menyesal.
Kalian pasti tahu JK itu identik dengan slogan nya : LEBIH CEPAT, LEBIH BAIK bukan? Asal usul slogan ini juga berhubungan dengan kisan cinta Jusuf Kalla dan Mufidah.
Nah, ini adalah nasehat-nasehat dari Ibunda Athirah yang harus tumplek blek saya tuliskan. Sungguh ini sangat bernilai bagi kita semua :
"Suatu saat, Jusuf, suatu saat kau akan belajar dan mengerti arti kesetiaan. Sesuatu yang tidak hanya ada saat kau dihadapkan pada sesuatu yang membuatmu bahagia. Tapi juga saat kau berhadapan dengan sesuatu yang membuatmu berat..."
"Berjuanglah untuk perempuan yang sungguh-sungguh kau cintai, Dan, bila telah kau dapat, jagalah dia sepanjang hayatmu..."
"Jangan kau sia-siakan perempuan yang mengasihimu dan setia kepadamu"
Setelah saya membaca buku ini ada beberapa poin penting :
- JK menurut saya merupakan sebuah output dari sebuah keluarga yang memiliki kisah konflik yang mendalam, tak heran JK saat ini memiliki kemampuan yang superb dalam hal menangani konflik.
- Sosok Ibunda Athirah yang kuat dan bisa membalikkan keadaan dirinya yang awalnya sedih, teramat sangat, bisa kemudian kembali tersenyum dan bahkan bisa mandiri membuat usaha kain sutera nya. Dan dari usahanya tersebut justru ia membuat suaminya bangga karena disaat sang suami tengah hampir runtuh usahanya, Athirah bisa memberikan bantuan dari hasil usaha sutera nya tersebut.
- JK punya fungsi kontrol yang baik. Bahkan terkait harta pun beliau tidak serakah. Beliau pernah ditawari oleh pihak Jepang untuk menjadi distributor utama Toyota untuk Indonesia. Tapi dengan legowo beliau menolaknya dan merekomendasikan teman pengusaha lainnya. Beliau memilih untuk fokus sebagai distributor Toyota untuk Indonesia bagian timur saja.
- Setia, itulah yang saya lihat dari perjuangan cinta JK pada Ibu Mufidah. Setia adalah segalanya. Sekitar empat tahun JK memperjuangankan cintanya, tak berpindah ke wanita lain. Ia tetap setia, mengingat pesan Ibunya, ia ingin setia sampai dengan Allah mengaruniakan Mufidah padanya.
Sekiranya itu beberapa poin yang bisa saya ambil hikmahnya. Semoga kita bisa mengambil banyak manfaat dari banyak orang besar seperti Pak JK.
#Jakarta
28 Januari 2014; 20.00 wib
Pradipta Suarsyaf, S.Ked. CH, CHt
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar...