Tak bisa dipungkiri kalo saya suka mendalami biografi tokoh-tokoh sukses. Baik itu dari buku, koran, berita tv, apalagi kalau kisah hidup orang sukses itu difilmkan. Maka saya sudah barang tentu akan memprioritaskan untuk menonton filmnya.
Seperti hari ini, saya menyempatkan diri untuk menonton film kisah tokoh mahyur dan pendiri salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia Nadhatul Ulama yakni Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asy'ari.
Saya sangat terkesan dengan sosok Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asy'ari. Terutama dalam mengatasi penjajahan Jepang dan Belanda yang diceritakan dalam film ini. Beliau cenderung menggunakan strategi halus dalam menghadapi penjajah. Caranya ini membuat beberapa pengikutnya sedikit ragu namun karena kharismanya dan kepercayaan pengikutnya maka cara beliau tetap diikuti. Beliau punya pandangan jauh kedepan yang tak ditangkap oleh murid-muridnya.
Dari film ini saya mendapati kontribusi luarbiasa yang Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asy'ari berikan demi kemerdekaan Indonesia. Beliau menjadi salah satu tokoh berpengaruh dalam kemerdekaan Indonesia. Bahkan presiden Ir. Soekarno pun pernah meminta fatwa dari beliau demi perjuangan melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.
Kemudian, tampak pula dalam film ini adegan Bung Tomo yang menghadap ulama yang sangat disegani itu untuk meminta saran, dan kakek dari KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu memuji pidato Bung Tomo yang berapi-api.
Bahkan, KH Hasyim Asy'ari pun menyarankan Bung Tomo agar menambahkan tiga kalimat takbir yang menunjukkan kebesaran Allah SWT (Allahu Akbar) pada awal dan akhir pidato yang dikumandangkan tokoh pemuda itu.
Ada juga suatu adegan yang bisa menjadi pembelajaran bagi keluarga. Saat istri dari KH. Hasyim Asy'ari beberes kamar, ia bertanya pada kyai. "Apakah dalam setiap do'a kyai namaku disebut?". Kemudian dengan takzim KH. Hasyim Asy'ari berkata, "Istriku, dalam setiap do'aku namamu pasti kusebut..karena kau istriku adalah bagian dari diriku.." Haru mendengarnya sang istripun menangis.. Ditengah sibuknya KH. Hasyim Asy'ari memikirkan bangsa dan ummatnya beliau tetap seorang suami yang perhatian pada istrinya.
Sebelum film Sang Kyai yang merupakan representatif ulama NU KH. Hasyim Asy'ari ini direlease telah kita saksikan juga film Sang Pencerah yang merupakan representatif ulama Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan. Apresiasi luar biasa perlu kita sampaikan pada produser film yang berusaha menyebarkan nilai-nilai manfaat bagi muslim Indonesia.
Kamis, 30 Mei 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar...