Menyalurkan semangat pada generasi yang lebih muda selalu memberikan kesan tersendiri. Ketika senin lalu (8/10) diminta untuk mengisi Kajian Islam Awal Semester yang diadakan oleh Komisariat Dakwah FKIK (Komda FKIK) saya menyampaikan materi cara belajar kepada mahasiswa baru FKIK angkatan 2012. Dengan semangat "Feel the Islamic Atmosphere" yang berusaha disebarkan oleh panitia, saya secara khusus menyelipkan semangat dalam setiap slide presentasi.
Feel the Islamic Atmosphere
Sejak awal saya berusaha menumbuhkan semangat mahasiswa baru dengan menceritakan sejarah perjuangan Islam terutama mengenai kisah Muhammad Al-Fatih. Saya menceritakan bagaimana kala itu Muhammad Al-Fatih bisa menaklukan Konstantinopel. Sebuah pembuktian yang nyata dari apa yang sudah dijanjikan oleh Rasulullah dalam hadisnya bahwa kota ini akan Islam taklukan sebelum Roma. Saat itu Islam berkembang dan menguasai lebih dari sepertiga muka bumi. Setelah mengungkit kekuasaan Islam kala itu, saya kemudian berusaha mengaitkannya dengan kondisi umat Islam saat ini.
Keadaan umat Islam bisa dikatakan belum menunjukan tajinya lagi setelah kekuasaan kekhalifahan Islam runtuh. Bahkan Islam kini semakin dipojokan dengan pemberitaan media yang 'cenderung' menyudutkan Islam sebagai teroris. Bahkan baru-baru ini dalam skala yang lebih kecil di ranah sekolah menengan atas, rohani Islam aka ROHIS secara tak langsung diberitakan salah satu media nasional sebagai sarang kaderisasi teroris. Keadaan yang tak memihak inilah yang saat ini melekat pada Islam.
Nah, dari sini saya berusaha meyakinkan adik-adik saya bahwa mereka harus yakin akan janji Al-Qur'an dan hadis Rasulullah. Bahwa dalam Al-Qur'an jelas dikatakan bahwa kejayaan itu dipergilirkan dan akan sampai waktunya ketika Islam akan berkuasa kembali. Bahwa dalam hadis Rasulullah menyatakan bahwa Roma akan ditaklukan oleh Islam setelah Konstantinopel berhasil ditaklukan. Pada intinya saya ingin adik-adik saya meyakini akan bangkitnya umat Islam itu sebuah keniscayaan.
Lalu apa yang menjadi kunci keberhasilan Muhammad Al-Fatih hingga bisa merealisasikan bisyaroh Rasulullah? Ternyata pemuda berserta pasukannya kala itu begitu meyakini kebenaran hadis Rasulullah. Mereka meyakini sesuatu yang tak tampak, yang tak mungkin bisa diyakini oleh orang yang mengandalkan rasionalitas belaka. Mereka melihat melebihi apa yang mereka bisa lihat. Mereka menuju Allah, mereka mencintai Rasulullah, dan mereka rela mengorban apa saja demi keduanya.
Ok, kemudian saya giring adik-adik saya ini pada sebuah pemahaman bahwa kejayaan itu tak bisa diraih tanpa perjuangan. Jelas sekali tergambar bagaimana perjuangan seorang Muhammad Al-Fatih beserta pasukannya benar-benar berlatih dan belajar luar biasa sejak masih kecil hingga dewasa demi satu tujuan : terwujudnya cita bersama "Konstantinopel harus takluk".
Saat Islam bisa menaklukan Konstantinopel kala itu masing-masing pribadi punya peran sendiri-sendiri. Mereka punya keahlian masing-masing. Mereka punya spesialisasi masing-masing. Dan semua expert dibidang masing-masing.
Inilah yang kita butuhkan, expertise dibidang masing-masing yang menjadi pilihan hidup kita. Kita harus bisa bersaing dengan umat yang lain. Kita harus punya keahlian yang benar-benar kita kuasai. Dan disinilah saya mengajak adik-adik FKIK angkatan 2012 memupuk dan membangun diri masing-masing sehingga menjadi pribadi yang expert di bidang kesehatan. Yang dokter jadilah sebaik-baiknya dokter. Yang perawat jadilah sebaik-baiknya perawat. Yang farmasi jadilah sebaik-baiknya farmasis. Yang kesmas jadilah sebaik-baik ahli dalam kesehatan masyarakat.
Ini perlu dan penting. Lalu apa yang harus dilakukan untuk segera menuju kesana? Nah, disini saya mencoba memberikan masukan pola pembelajaran terkait pembentukan Habits (disini) dan Passion (disini). Mengapa keduanya penting? Karena keduanyalah yang membuat Muhammad Al-Fatih bisa menguasai Konstantinopel. Demikian juga karena inilah yang membuat B.J. Habibie demikian dihormati oleh ilmuwan konstruksi ringan pesawat Internasional. Dan tentu juga demikian pada tokoh-tokoh yang inspirasional lainnya.
Habits dan Passion butuh waktu. Hal inilah mengapa saya sangat bersyukur bisa menyampaikan materi ini pada adik-adik FKIK angkatan 2012. "Kalian masih punya waktu dan kesempatan untuk bisa mengembangkan diri. Gali dan terus gali segala potensi diri saat dikampus. Terlalu banyak kesempatan yang terlewat hanya karena kita berleha-leha untuk sesuatu yang tidak penting seperti nongkrong, 'bengong dikamar', tidur seharian, main games apapun tak kenal waktu.. Kalian punya potensi menjadi mahasiswa yang luar biasa dan tak biasa saat dikampus."
Selanjutnya saya menceritakan hakikat mahasiswa ketika sudah lulus "We are Zero!". Persis seperti yang saya jelaskan dalam artikel disini. Intinya saya mengajak adik-adik FKIK 2012 untuk memanfaatkan waktu sebentarnya sebagai mahasiswa untuk meraih apapun mimpi mereka ketika masih kuliah. Terlalu banyak uang yang tersebar diperusahaan-perusahaan yang bisa kita manfaatkan dana tersebut untuk membiayai mimpi-mimpi kita. So, jangan bengong aja! Ambil kesempatan, ciptakan peluang dan kejar mimpi-mimpi kalian untuk menabung knowledge dan skill yang insyaAllah akan berguna dibidang expertise masing-masing.
Saya bermimpi ketika setiap pemuda Islam punya expertise yang luar biasa, maka bukan hal yang tak mungkin Indonesia menjadi negara maju sekaligus negara yang madani. Diakhir saya berusaha menularkan apa yang telah saya alami selama mahasiswa semester 1 s.d 6. Pengalaman-pengalaman apa saja yang pernah saya dapatkan. Dengan harapan semua bisa terlampaui dan adik-adik FKIK angkatan 2012 bisa mencapai hal yang lebih baik lagi.
Semoga bermanfaat :D
Salam KOMDA FKIK....
Pradipta Suarsyaf
Selasa, 09 Oktober 2012
Kajian Bersama Maba 2012 : Tularkan Semangat Belajar !
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar...