"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal"
(Q.S. Al-Imran : 190)
Ini adalah pengawalan kajian FMDM ttg Islamic Medical Biology dengan narasumber Nestianto Hadi, S.Si (SecGen Salam UI) . Melaui ayat di atas, ditunjukkan bagaiman kita harus berusaha mengenali tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di alam. Segala ciptaannya di alam ini memiliki makna, dan kita dipacu untuk menggalinya. Mempelajari ayat-ayat Allah yang tertera di alam juga menjadi contoh bagaimana kita tidak memisahkan antara kehidupan kita sehari-hari (termasuk ilmu pengetahuan yang kita gunakan) dengan Islam. Menerapkan agama tidak hanya berarti beribadah sepanjang hari di masjid, dan tentunya mendalami ilmu pengetahuan tidak boleh hanya demi kepentingan akademis semata tanpa mempertimbangkan nilai-nilai agama yang harus kita jadikan sebagai pedoman hidup.
Contoh sederhana yang diberikan oleh Rasulullah adalah penentuan waktu shalat. Rasulullah menggunakan ilmu pengetahuan berupa derajat-derajat matarahi di langit untuk menentukan kapan ibadah yang merupakan tiang agama itu harus dilaksanakan. Tampak di sini bahwa dalam beribadah juga diperlukan ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan dapat juga digunakan untuk beribadah.
Dalam menelaah situasi yang ada di sekitar kita banyak sekali sudut pandang yang dapat kita gunakan, diantaranya humancentric dan ecocentric.
Mari kita mencontohkan terlebih dahulu untuk humansentris:
Menyikapi masalah nyamuk yang menjadi vektor DBD maupun malaria, seseorang yang menggunakan sudut pandang humancentric akan sangat setuju apabila vektor ini lenyap sama sekali dari muka bumi. Alasannya adalah agar derajat kesehatan manusia meningkat, angka kesakitan dan kematian menurun. Tentunya ini adalah suatu tujuan yang baik. Akan tetapi, bukankah segala ciptaan Allah memiliki manfaat? Bagaimana dengan nyamuk ini?..
Nah, masih ingatkah dengan hadis:
“Sesungguhnya agama itu mudah, dan sekali-kali tidaklah seseorang memperberat agama melainkan akan dikalahkan, dan (dalam beramal) hendaklah pertengahan (yaitu tidak melebihi dan tidak mengurangi), bergembiralah kalian, serta mohonlah pertolongan (didalam ketaatan kepada Allah) dengan amal-amal kalian pada waktu kalian bersemangat dan giat". (HR. Bukhari)
Humancentric cenderung menitikberatkan kepada manusia tetapi kita harus ingat bahwa komponen kehidupan ini tidak hanya terdiri dari manusia tetapi segala isi lingkungan. Mengapa tidak kita pandang vektor ini dari segi pertengahan.. Maka muncullah suatu sudut pandang yang oleh Bang Nestianto Hadi diberi istilah Rabb sentris. Dengan sudut pandang ini, kita kembali memikirkan apa manfaat dari adanya vektor ini. Mari kita telaah kembali:
Betul bahwa apabila vektor-vektor seperti nyamuk dan sebagainya menghilang maka derajat kesehatan manusia meningkat, angka kematian menurun, harapan hidup meningkat dsb. Akan tetapi bukankah ini pun dapat menimbulkan masalah? Dengan kejadian seperti itu kemungkinan terjadi ledakan penduduk semakin tinggi beserta dengan segala permasalahan-permasalahan yang menyertainya. Jadi bukankah juga ada hikmah dengan adanya vektor dan berbagai jenis penyakit sebagai suatu seleksi alam untuk menjaga homeostasis alam ini? Bukan berarti kita menyerah kepada sakit karena kita manusia diperintahkan untuk terus mengupayakan kesehatan, tetapi dengan sudut pandang ini kita semakin yakin akan kekuasaan Allah diantaranya menjaga keseimbangan alam dengan begitu hebat.
Begitu pula apabila kita melihat beberapa permasalahan lain, contoh sederhana adalah alkohol. Alkohol menutup akal dan dapat menjerumuskan manusia apabila dikonsumsi namun sangat bermanfaat dan digunakan secara luas sbg disinfektan, dsb.
Bagaimana dengan ekosentris yang apabila sangat ekstrim bahkan melarang melakukan penebangan?.. bukankah memang menebang itu adalah hal yang buruk?.. Akan tetapi perlu kita ingat bahwa pensil, meja, dan banyak peralatan yang kita gunakan memerlukan kayu sebagai bahan baku? Sehingga bukankah menebang itu boleh dengan persyaratan tertentu dan diikuti perencanaan dan penanaman kembali yang baik?
Begitulah kita harus menelaah ayat-ayat Allah yang terbentang di alam sehingga semakin jelas kekuasaan-Nya. Melalui sudut pandang inilah juga para tokoh2 Islam berhasil membuat berbagai penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan yang pada akhirnya bersumber dan kembali kepada nilai-nilai agama dan digunakan dalam mendekatkan diri kepada Allah:
Al-Idris
yang menginisiasi pembuatan globe/peta dengan tujuan agar umat Islam menjadi yakin akan arah kiblatnya benar-benar mengarah ke Ka'bah Mekah. Tujuan awalnya adalah ketuhanan pada Allah ta'ala tapi efeknya memberikan dampak yang besar terhadap berbagai bidang kehidupan, seperti membantu nelayan dalam berlayar, membantu para pedagang untuk mengembangkan dagangannya ke wilayah lain.
Ibnu Khaitam
Ulama ini lah yang pertama kali menjelaskan mengenai hukum refraksi pada dunia. Tanpa kontribusinya ini mungkin pengetahuan lensa ini tidak akan sampai pada kita sebagai solusi bagi orang yang rabun. Nah, tujuan awalnya adalah kebutuhan untuk lihat bintang, dibutuhkan alat berlensa. Dan Ibnu Khaitam dengan segala kemampuannya bisa membantu umat Islam menentukan waktu-watu ibadah. Dan efek lainnya adalah kebermanfaatannya dibidang kedokteran mata sampai dengan saat ini.
Ibnu Sina
Ulama ini adalah seorang dokter muslim yang juga ahli dalam berbagai bidang seperti astronomi dan filsafat. Dibidang kesehatan Ibnu Sina menyatakan bahwa kalau mau khusyu dalam shalat harus sehat.
Oh ya, dan ini contoh pemacu semangat kita dalam beragama sekaligus berilmu
"Makanlah Habbatus Sauda. Sesungguhnya padanya terdapat obat bagi segala penyakit kecuali kematian" (HR Bukhari)
Terpikirkah oleh kita maksud dari hadis shahih ini?.. Ini merupakan pemacu bagi kita untuk menggali makna yang lebih dalam. Apakah mungkin berbeda penyakit berbeda cara pemberian/dosis dsb?.. dan masih banyak lagi ayat/hadis/fenomena alam lainnya yang masih dapat kita gali dengan lebih mendalam dengan sudut pandang Rabb sentris ini:).
Mari kita terpacu untuk semakin mengenali ayat-ayat Allah yang tertuang dalam firmanNya dan terbentang di alam. :)
----------------------------------------
Joint article by:
Pradipta Suarsyaf
Husnita Thamrin
Available @kompasiana (click here!)
Minggu, 01 April 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar...