gemar mengarung luas samudra
menerjang ombak tiada takut
menempuh badai sudah biasa
angin bertiup layar terkembang
ombak berdebur di tepi pantai
pemuda b'rani bangkit sekarang
ke laut kita beramai-ramai
hei..sudah lama nian saya tak mendengar alunan lagu ini! Lagu 'Nenek Moyangku' diciptakan oleh Ibu Soed, seorang pemusik, guru musik, pencipta lagu anak-anak, penyiar radio, dramawan dan seniman batik Indonesia kelahiran Sukabumi! ...beuh, itu tanah kelahiran saya :) Sebuah nyanyian untuk anak-anak Indonesia agar tak melupakan laut sebagai bagaian tak terlepaskan dari NKRI.
Walau saya belum menemukan bukti bahwa nenek moyang kita seorang pelaut, hehe..saya yakin makna sebenarnyalah yang ingin disampaikan seorang Ibu Soed : ingat laut kita! Tulisan kali ini tertuang setelah saya membaca habis buku berjudul "Tahun 1511, Lima Ratus Tahun Kemudian" karya Laksamana Madya TNI Y. Didik Heru Purnomo, dkk. Ini buku ke-18 yang saya baca :)
__saya anak kedokteran kenapa baca buku ini ya? haha...tapi pertanyaan ini terjawab justeru ketika saya selesai membacanya. So, mari teruskan membaca..
Alkisah...
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar didunia. Terbentang dari Sabang sampai Merauke sepanjang 5.140 km (sama dengan jarak Inggris ke Turki..), dari pulau Miangas sampai pulau Dena sepanjang 1.949 km. Perhatikan! 5,8 juta km persegi adalah lautan dan hanya 1,9 juta km persegi adalah daratan. So, lautan melingkupi 2/3 wilayah negara kita.
Negara ini punya 17.840 pulau dengan garis panjang sepanjang 98.181 km atau setara dengan 2x panjang garis khatulistiwa. Lanjut...potensi kekayaan alam yang tak terkira terdapat di laut Indonesia. Terdapat 350 jenis fauna, 28.000 flora, 110.000 mikroba, 600 terumbu karang, dan 40 genera ! "itu yang terdeteksi dan terdata"...sangat mungkin lebih dari itu.
Bisa terlihat bagaimana Indonesia punya segalanya untuk menjadi no. 1 di laut. Sebuah anugerah tak terkira yang belum termanfaatkan.
Judul buku yang kurang spesifik membuat pembaca bingung ketika ingin membacanya. Hehe.."Tahun 1511, Lima Ratus Tahun Kemudian" ...terus kenapa? Kalau tak dibantu dengan cover dan testimonial di belakang buku jelas saya jadi bingung. Nah, semua terjawab setelah saya mulai melewati halaman2 pertama buku ini yang menceritakan tentang hebatnya pelaut-pelaut Ternate, hebatnya Orang Buton dan Bugis yang dikenal paling berani menembus ganasnya Laut Cina Selatan. Dilanjutkan dengan cerita kerajaan-kerajaan di Indonesia seperti Majapahit dan Sriwijaya yang kuasanya meliputi darat dan laut. Semua sebagai sebuah cermin sejarah bahwa kita memang sejak dulu penguasa lautan.
Lalu pembaca diajak untuk merefleksikannya dengan keadaan terkini di Indonesia. Refleksi dari yang termudah sampai yang complicated diceritakan dalam buku ini. Yang teringan adalah kecenderungan masyarakat yang tak lagi memandang laut sebagai lahan yang bisa dimanfaatkan. Pembahasan berkembang kearah mindset pembangunan Indonesia yang cenderung hanya 'fokus' pada daratan. Pembangunan infrastruktur hanya terpusat di darat, sedangkan laut seperti tak berguna. Bahkan dibuku ini laut itu sebagai "Anak Tiri" pembangunan pemerintah. Bahkan disebut "Anak Haram" kalau dikaitkan dengan KKN yang sangat riskan terjadi di lautan.
__sejujurnya saya baru tersadar berkat buku ini.."betapa tak termanfaatkannya laut Indonesia" :'(
Coba bayangkan, dengan potensi luas lautan Indonesia, seharusnya Indonesia adalah pengekspor hasil laut terbesar di dunia. Tapi apa faktanya? Indonesia berada di peringkat 11, dibawah China, dibawah Thailand, yang jelas lautannya tak seluas Indonesia. Bahkan negara kita sampai harus mengimpor ikan dari China karena kurang mencukupi. Saya ikut setuju dengan buku ini yang mengatakan bahwa 'impor ikan' ini adalah penghinaan terhadap martabat kita sebagai negara laut.
Selanjutnya, Indonesia bolehlah berbangga dahulu Ir. Soekarno memiliki angkatan laut yang bagus dengan 12 kapal selam. Tapi coba cek sekarang, tinggal berapa kapal selam yang dimiliki Indonesia? Sangat tidak mencukupi untuk menaungi luasnya laut Indonesia. Secara kebutuhan kapal pun Indonesia masih kekurangan karena kurangnya dana yang dikucurkan pemerintah untuk lautnya. Efeknya kita pun kelimpungan dengan maraknya pencurian ikan di wilayah laut Indonesia oleh nelayan-nelayan negara tetangga.
So, banyak solusi yang coba disampaikan dalam buku ini. Dari mulai memperjuangkan laut dipemerintahan agar lebih diperhatikan, diberi kucuran dana yang cukup, dan membangun sebuah lembaga yang menjaga laut Indonesia, selain TNI AL.
Saya rasa sebagai seorang anak di sebuah negara maritim ini, perlu bagi kita menanamkan kecintaan pada tanah air terutama pada lautnya. Para pahlawan telah berjuang menyatukan berbagai pulau (ini luar biasa!..) sehingga jadilah NKRI. sedang kita tak berusaha menjaga dan melestarikannya, menurut saya hal ini cukup 'dzolim'. Itu tanda kita tak bersyukur bukan? Maka setidaknya saya memulai dengan membaca dan menunjukan kepedulian dengan menuliskannya sebagai sebuah artikel pengingat akan pentingnya posisi laut bagi negara kita...so, bagaimana dengan Anda?
Maka, walau saya anak kedokteran, bukan berarti menutup mata dari hal-hal lain termasuk masalah laut. Bukankah pasien saya nantinya juga sangat mungkin seorang nelayan, seorang prajurit TNI AL ? hehe...
Mari kita peduli laut Indonesia!
---monggo dibaca ya bukunya... :) beli ato pinjem... ^^
#18__kejar 50 buku sebelum koass!
Arigatou buat yg udah minjemin buku ini ^^
Reference :
- HP, Didik dkk. 2012. Tahun 1511, Lima Ratus Tahun Kemudian. Jakarta : Gramedia
- Ibu Sud [biography]. Available at URL : here!
- Nenek Moyang [lirik lagu anak-anak]. Available at URL : here!
- Bakorkamla. Peluncuran Buku " Tahun 1511, Lima Ratus Tahun Kemudian". Available at URL : here!
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar...