Kemarin saya berkesempatan utk mengikuti acara Rohis SMAN 28 Jakarta, almamater saya. Acaranya adalah Tafakur Alam. Tujuan saya kesana adalah berbagi ilmu yang sedikit saya miliki mengenai Mengenal Allah. Ceritanya saya ini menjadi salah seorang mentor yang akan memberikan materi ke-agama-an kepada adik-adik saya di SMAN 28. Sebuah tantangan yang luar biasa tentunya ditengah 'hujan' modul kedokteran di UIN. Awalnya saya merasa tidak mampu, saya merasa kalo saya ikut ini maka kuliah saya akan terbengkalai. Namun ada sebuah keyakinan yang berasal dari Allag ta'ala yang tertuang dalam Surat Muhammad ayat 7 yang menyatakan bahwa "Barang siapa yang menolong agama Allah, maka Allah pasti akan menolongnya..".
Dari keyakinan itulah saya memantapkan kaki saya utk bertemu dengan adik-adik saya tersebut. Perjalanan yang cukup 'heboh' karena saya harus tiba di Villa tersebut jam 9. Sedangkan saya baru berangkat jam 18.30 dari Lebak Bulus. Sesampainya di Ciawi saya turun dan naik angkot jurusan Cisarua. Wah.. wah.. tinggal 45 menit lagi.. dan akhirnya saya sampai di dekat Hankam , dekat Pasar Cisarua. Nah, dari sana saya langsung naik ojek menuju Villa. Singkat cerita, ni Ojek kagak tahu ntu Villa ada dimana.. Setiap ada kumpulan orang yang terlihat dia menanyakan alamat yang sebelumnya saya beritahu... Nah, ternyata Villa itu berada 'mentok' di ujung daerah Desa Batu Layang. Jalannya luar biasa nanjak dan curam... Hehe... sampai yang 'lucunya' si tukang Ojek bilang "Wah, de.. saya sudah tidak bisa mengantar adek lagi.." "Medannya terlalu sulit..." (kayak apa aja ya? hahaha) "Gini aja, saya antar adek turun lagi dan cari ojek lagi yang mampu.." (setengah menolak, ya.. akhirnya saya setujui yang penting dia menjamin saya mendapat ojek lagi). Nah, singkat cerita lagi akhirnya saya tiba di Villa Lembah Pertiwi..
Mungkin itu cerita yang lumayan utk mengisi waktu dan blog ini. Hehehe... Nah, mestinya saya menyampaikan materi tentang Ma'rifatullah disana, tapi karena ada kendala sesuatu, penyampaian materi tidak jadi dan diganti dengan mentoring biasa,..
Hmm, mungkin dilain waktu bisa saya sampaikan, pikir saya.
Nah, agar materi ini lebih bermanfaat saya posting saja materi tersebut dibawah ini :
Oleh Pradipta Suarsyaf
Tafakur Alam 2010 Rohis SMAN 28 Jakarta
Ma’rifatullah (Mengenal Allah)
Sahabat-sahabat, dalam pergaulan sehari-hari dengan manusia, kita begitu senang bergaul dengan orang yang kita percayai. Dalam hal tertentu kita membutuhkan orang lain yang kita percaya padanya. Apalagi jika mengetahui kalau orang yang kita percayai itu bersedia untuk menolong kapan pun kita butuhkan. Semakin hari kita selalu diberondong oleh masalah-masalah baru, kadang kita butuh tempat berlabuh dari setiap persoalan. Betul? Ya. Tempat berlabuh, tempat kita menyegarkan kembali semangat hidup kita. Rasa percaya, rasa berharga adalah kebutuhan yang sangat hakiki dalam hidup ini.
Namun, bagaimanapun hebatnya seseorang, kita tidak akan mampu untuk memanfaatkan kehebatannya bila kita tidak mengenal orang tersebut. Pengenalan ini begitu penting, agar kita tahu apa saja kehebatan orang tersebut, apa hal-hal yang disukainya serta apa saja hal-hal yang membuatnya marah.
Nah, aneh sekali jika hidup ini sebagai makhluk kita tidak mengenal Allah SWT sebagai pencipta diri kita. Dalam shalat mungkin kita berkata “Allahuakbar”, Allah Maha Besar. Tapi ditimpa beberapa masalah saja kita sudah merasa nyaris putus asa. Kita mengatakan, “Mahasuci Allah yang Mahatinggi”, dalam sujud-sujud kita, tapi mengapa kita begitu takut pada preman atau kakak kelas misalnya. Pada waktu i’tidal kita mengucapkan, “Segala puji bagi Mu ya Allah”, namun dalam kehidupan sehari-hari kita banyak sekali mengeluh. Belajar di sekolah mengeluh, setelah sekolah lanjut bimbel mengeluh, setelah itu pulang ke rumah, banyak pe’er, mengeluh, lalu apa makna puji-pujian yang kita ucapkan pada waktu i’tidal?
Tidak heran jadinya kalau kita jadi sulit menjalani hidup. Jadi sulit menerima ilmu di sekolah, di rumah, dan dimana saja. Umpamanya nih, kita sebagai anak sering minta uang jajan. Minta ke siapa? Ke orang tua, ibu atau bapak? Yang pasti karena ibu punya uang. Kita minta uang kepada yang punya uang kan? Nah, seperti itulah. Kalau kita membutuhkan ilmu maka datanglah kepada Allah Al-‘Aliim yang Maha Mengetahui. Datanglah pada Allah Ar-Rosyiid yang Maha Pandai. Kalau kita ingin mintalah pada Allah pemilik segala sesuatu di Langit dan di Bumi. Jangan meminta kepada selain Allah, ibarat kata kita minta jajan sama orang miskin. Mana dikasih!. Wong dia aja kurang uwang!. Sama. Jangan berharap kepada selain Allah, cukup Allah saja tumpuan harapan kita. Ok, begitu pentingnya Ma’rifatullah hingga sampai kita meninggal pun saya yakin tak akan cukup waktu untuk mengenal seluruh keagungan Allah SWT.
“ Katakanlah, “Siapakah Rabb segala langit dan bumi?” Katakanlah, “Allah.” Katakanlah, “Adakah kamu mengambil wali selain dariNya yang tiada manfaat kepada dirinya dan tidak pula dapat memberikan mudarat?” Katakanlah, “Apakah sama orang buta dengan orang yang melihat? Apakah sama gelap dan nur (cahaya)?” Bahkan adakah mereka mengadakan bagi Allah sekutu-sekutu yang menjadikan sebagaimana Allah menjadikan, lalu serupa makhluk atas mereka? Katakanlah, “Allah. Allah yang menciptakan tiap tiap sesuatu dan Dia Esa lagi Maha Kuasa.” (QS. Ar-Ra’du (13): 16)
Allah adalah Dzat yang Maha Perkasa. Allah adalah Dzat yang paling Penyayang diantara Penyayang. Maka kalau sampai saat ini hidup kita biasa-biasa saja, bahkan makin buruk, jelas ada yang perlu dibenahi dalam diri kita. Bisa jadi sampai saat ini kita baru tahu Allah sebatas nama-Nya saja. Kita belum mengenal Allah kecuali sekedar menyebut nama-Nya dalam shalat-shalat kita yang kering, dalam bacaan-bacaan al-Qur’an yang kita lantunkan pada sisa waktu, atau mendengar asma-Nya pada ceramah-ceramah Kyai yang kadang-kadang saja kita dengarkan. Padahal betapa pentingnya kita mengenal Allah SWT.
Coba bayangkan! Suatu hari Sahabat membuka mata dan menemukan diri Sahabat sendiri di tengah-tengah beragam kenikmatan yang berlimpah… Renungkanlah tentang segala sesuatu yang Allah karuniakan kepada Sahabat. Di setiap bagian terkecil dari alam semesta ini, di situlah Allah menyadarkan kita akan keberadaan-Nya, akan kekuasaan-Nya.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imran (3): 190)
Baik, selanjutnya apa sajakah kriteria / ciri seseorang yang mengenal Allah? Seseorang dianggap mengenal Allah jika ia telah mengenali :
1.Asma Allah ;
2.Sifat Allah ;
3.Af’al (Perbuatan) Allah, yang terlihat dari penciptaan alam semesta ini.
Kemudian dengan bekal pengetahuan itu, ia menunjukkan :
1. sikap shidiq (benar) dalam ber -mu’amalah (berhubungan) dengan Allah,
2. ikhlas dalam niatan dan tujuan hidup yakni hanya karena Allah,
3. pembersihan diri dari akhlak-akhlak tercela dan kotoran- kotoran jiwa yang
membuatnya bertentangan dengan kehendak Allah SWT
4. sabar/menerima pemberlakuan hukum/aturan Allah atas dirinya
5. berda’wah/ mengajak orang lain mengikuti kebenaran agamanya
6. membersihkan da’wahnya itu dari pengaruh perasaan, logika dan subyektifitas
siapapun. Ia hanya menyerukan ajaran agama seperti yang pernah diajarkan
Rasulullah SAW.
Semoga kita semua menjadi manusia yang mengenal siapa penciptanya. Aamin. Semangat sahabat Rohis 28!
Wallahu a'lam bishshawab
Sabtu, 01 Mei 2010
Tafakur Alam & Ma'rifatullah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar...